Daftar Kunjungan

Selasa, 21 Juni 2011

SEKILAS TENTANG SEJARAH PULAU 7

SEJARAH PULAU 7
Meski terkenal dengan nama Pulau Tujuh, sesungguhnya hanya ada enam pulau, yakni Pulau Isau, Pulau Tengah, Pulau Alee, Pulau Air, Pulau Tua dan Pulau Besar. Sedangkan, Pulau Kairore tidak tampak karena berada di bawah permukaan laut.
Warga sekitar tidak ada yang mengetahui persis sejak kapan Pulau Kairore tenggelam. Begitu juga tidak ada yang memastikan penyebab Pulau Kairore tenggelam. Namun, di kalangan warga ada kisah yang boleh dipercaya, juga boleh tak dipercaya.
“Kalau di masyarakat ada cerita, Pulau Kairore malu tidak memiliki pasangan,” Konon, gugusan pulau itu berpasang-pasangan. Namun, Paulau Kairore tidak kebagian pasangan. Untuk itu, Pulau Kairore dipasangkan dengan Pulau Seram. Hanya saja, Pulau Kairore merasa malu karena dipasangkan dengan Pulau Seram yang sangat besar.
Dari keenam pulau itu, Pulau Tua merupakan yang terkecil dan Pulau Besar merupakan yang terluas. Selama masa penjajahan Belanda, Pulau Tujub dikuasai perusahaan Belanda karena keenam pulau itu dipenuhi pohon kelapa, terutama Pulau Besar. Dengan luas puluhan hectare, Pulau Besar dipenuhi dengan kelapa. Nyaris tak ada lahan yang tidak ditumbuhi kelapa. Untuk itu, tidak mengherankan kalau Pulau Besar bisa menghasilkan ratusan ribu butir kelapa per bulan.
Pulau Tujuh itu dikontrak perusahaan Belanda pada awal 1905. Namun, ketika Belanda tidak lagi menguasai Indonesia, Pulau Tujuh dikuasai perusahaan Cina, karena memperoleh hak dari perusahaan Belanda. Semestinya, masa kontrak berakhir pada 1980. Namun, tetap saja perusahaan Cina tidak mau melepaskan Pulau Tujuh. Tapi, setelah melalui proses hukum berliku, akhirnya perusahaan Cina kalah di pengadilan, sehingga Pulau Tujuh dieksekusi pada 11 Juli 2008.
“Jadi, meski kita sudah lama merdeka, sesungguhnya Pulau Tujuh belum merdeka sampai 11 Juli 2008